Tahun
2008 saya mulai menerapkan kemampuan diagnosa kesehatan lewat telapak tangan
kepada beberapa orang kawan orangtua. Memberikan saran2 penjagaan kesehatan
yang mungkin terlihat sederhana namun tidak terpikirkan efeknya bagi kesehatan.
Semua saya lakukan terbatas pada orang2 yang sudah dikenal, hingga pada tahun
2009 mulai memberanikan diri mencoba terbuka pada masyarakat umum, melalui
bazar Vegetarian tahunan bulan September 2009 di Mal Matahari Pontianak, saya memberikan layanan diagnosa
kesehatan lewat telapak tangan secara gratis di depan stand saya, dan selama 2
hari mendiagnosa lebih dari 200 orang.
Keesokan harinya, tepar… selama 1 hari
full, karena ternyata selama mendignosa konsentrasi tinggi terutama saat
pergantian orang, sangat menguras tenaga. Setelah itu kapok, ga berani
mendiagnosa terlalu banyak orang lagi. Namun, jujur saya merasa melakukan
sesuatu yang cukup bernilai dimana saya bertemu orang dari berbagai lapisan:
Ada
beberapa suster yang sudah lama mengabdi di biara ada yang sangat sehat ada
yang mudah sakit, padahal faktor makanan sama, ternyata pemendaman masalah dan luka
batin yang mempengaruhi kesehatannya.
Ada
juga anak muda sebaya dari Jakarta yang kondisinya sehat, ternyata juga
belajar taichi dan sangat memerhatikan makanan.
Teringat
percakapan dengan seorang remaja putri muda yang ternyata sudah menjadi ibu.
Selain kondisi kesehatan, saya mencoba menyemangati dan lebih memperkuat
kemampuan pengontrolan emosinya, karena stres dan rasa benci berlebih
mempengaruhi kondisi lambung dan ginjalnya. Setelah pendekatan psikologis saya
memberikan beberapa saran yang kemudian ia terima dengan sangat berterimakasih.
Saya:
“Kondisi keseluruhan agak lemah yah, bu? Kekurangan vitamin dan mineral”
Ibu:
“iya, mudah sakit”
Saya:
“jarang makan sayur dan buah segar yah, kondisi paru2 agak lemah, sering
terpapar asap rokok atau polusi udara?”
Ibu:
“Iya, saya ga suka sayur hahaha.. Tidak ”
Saya:
“Wah, mesti belajar makan sayuran nih, haha. Sering keluar malam2, tanpa pakai
jaket?”
Ibu:
”iya, benar”
Saya:
“Kondisi liver agak “panas”, mudah panas dalam? ginjal lemah, pinggang sering
pegal? Persendian kaki terkadang mulai ngilu, dan telapak kaki dingin?”
Ibu:
“Persendian belum ngilu, yang lain iya”
Saya:
“Siklus bulanan kurang lancar, pemendaman masalah, pencernaan agak bermasalah
asam lambung tinggi, migrain?”
Ibu:
“ya, itu karena apa yah?”
Saya:
“Ibu suka minum air es? Minuman kaleng?”
Ibu:
“saya tidak minum air es, tapi setiap hari kalau panas2 suka minum air yang
disimpan dalam kulkas, sering minum isotonik bila capek sepulang kerja”
Saya:
“Oo…sami mawon. Hoho. Hm…Air yang dingin semakin mendinginkan wanita dan
memanaskan pria. Artinya, merusak kesehatan karena mengganggu keseimbangan
energi dalam tubuh. Hm…hanya masukan yah Bu, bila ingin sehatkan kondisi rahim,
boleh kurangi secara bertahap konsumsi air dingin^^ bila ingin sehatkan kndisi
ginjal, minuman kaleng boleh di kurangi juga, isotonik sebaiknya hanya minum
ketika mengeluarkan keringat berlebih, itu berguna untuk mempercepat pemulihan,
bila capek secara mental, cukup air putih saja, tidak berefek samping”
“kemudian,
ada sedikit ketidakseimbangan pada jantung, (ya, kadang berdebar-debar tapi
hanya sesaat), ini dapat karena kurang olahraga, pemendaman
kemarahan/kebencian, bergadang terlalu larut, dan minum air dingin saat tengah
hari yang panas”
Ibu:
Jadi saya harus olahraga? Aerobik? Kemarahan sih satu hal lain siih.
Saya:
“olahraganya jangan langsung olahraga berat bu, lebih baik latih daya tahan
daripada olahraga yang terlalu berat tapi hanya sesaat. Berjalan kaki, senam2
ringan namun jangka waktunya agak lama atau sebentar2 tapi rutin. Bila langsung
forsir diri olahraga berat takutnya berpengaruh pada organ2 tubuh yang sekarang
dalam kondisi agak kekurangan gizi (hehe…) sehingga nanti pemulihannya agak
lama dan malah bisa jadi “trauma” olahraga”
“hm..saya melihat kondisi tekanan
mental anda cukup berat, boleh belajar mengorganisir perasaan yah, pahamilah
bahwa apapun yang terjadi, kesehatan sangat penting, karena kalau kita sakit
kondisi akan semakin memburuk, bukan?^^”
Ibu:
“Jadi maksudnya saya ga boleh marah n benci pada orang yang melukai saya?”
Saya:
“Ngga bu, kita masih manusia to? Hoho Boleh marah, boleh benci itu sangat
wajar. Nah, yang perlu kita lakukan agar kemarahan dan keberncian itu tidak
menganggu kesehatan kita adalah, dengan tidak mengizinkan mereka masuk ke hati,
sebatas marah dan benci di kulit muka”
Ibu:
“maksoed loe..?”
Saya;
“ya^^ itu seni panjang umur masyarakat China kuno. Marah dan benci cukup
sedalam kulit wajah,karena kalau masuk ke hati akan jadi racun, penyakit yang
sulit disembuhkan. Bila kita marah dan benci sampai ke hati, yang pertama dan
pasti rugi adalah diri sendiri dlu, bukan?^^
nah, contoh marah sekulit muka adalah, saya ingat guru SD saya dulu, ketika
memarahi anak2 yang nakal dan berisik, dia marah semengerikan mungkin karena
anak2 memang sudah keterlaluan, saya duduk mengamati dengan manis di pojok
kelas (*innocent hahaa..) nah, setelah keluar kelas, saya mengikuti beliau dan
melihat dengan senyum yang sangat ramah ia menyapa kawan2 guru lainnya.. disaat
itu saya memahami konsep dasar marah sekulit muka.”
“Saya
coba sederhanakan poinnya yah, 1. Apakah ketika memarahi murid2 SD, beliau
pura2? Tidak bukan? Beliau serius marah. Namun, karena ia memahami bahwa tidak
ada gunanya marah itu disimpan di dalam hati, hanya di kulit wajah kapada pihak
yang pantas menerima amarah saja, tidak perlu dibawa ke mana-mana ^^, begitu”
Ibu:
“Tapi, kalau masalah dengan orang rumah, pasti mengganggu pikiran dong, ujung2
saya pendam agar ga melukai siapa2”
Saya:
“Hm, yah..bolehkah ibu berfokus pada poin perkataan anda tadi tentang “Anda
memendam amarah agar tidak melukai siapa2..” itu adalah sesuatu yang mulia,
sadarkah anda?
Bahwa anda sebenarnya punya hati yang baik, memendam amarah agar
tidak melukai siapa2, agar kelihatan selalu bergembira. Nah, ini sesuatu yang
dapat mengobati masalah anda karena kasih adalah obat yang sempurna.”
Ibu:
“(matanya berkaca2, saya kaget) astaga..saya bahkan tidak menganggap diri
baik..tapi bagaimana maksudmu kasih adalah obat?”
Saya:
“(senyum), kini, pahami dan rasakanlah bahwa noda-noda kebencian dan awan gelap
kemarahanmu itu sebenarnya dibungkus cahaya kasih yang lembut, yang bertujuan
mencegahnya melukai orang lain. Artinya, kini anda sudah boleh lebih yakin
bahwa anda pada dasarnya baik, ikuti panduan kebaikan sesuai agama anda, belajar
menyerahkan “sampah” yang sudah anda bungkus dengan baik kepada Yang Kuasa,
anda sudah melakukan tugas dengan cukup baik^^”
“Tidak
membuang sampah sembarangan, membungkusnya dengan indah, kini tinggal
diserahkan kepada pembuangan akhir..Sang Pencipta^^. Sip? Selalu bersemangat
bu, sadari senantiasa anda orang yang baik koq, setiap ada kesalahan intropeksi
dengan sungguh2, ketika orang lain melukai anda, cegah diri terluka dengan
tingkatkan proteksi diri, bukan dengna menyalahkan kejahatan mereka semata,
dengan demikian, semoga anda senantiasa berdamai dengan diri sendiri dan
senantiasa berbahagia, Salam untuk keluarga^^”
Ibu:
“terimakasih banyak ya, terimakasih.”
Walau
belum tentu hidupnya menjadi lebih baik, namun saya merasa senang bisa membantu
seseorang meyakini sisi baik dari dirinya^^d, semoga ibu itu benar2 sudah dapat
menjaga ketenangan dan kebahagiaan hati dalam berbagai cobaan hidup, semoga.
by Facebook Comment