Translate

Minggu, 10 Juni 2012

Interpretasi Syair Legendaris Zen, Master HuiNeng

Diskusi dimulai dengan moderasi seorang kawan:


Hui Neng memiliki kebijaksanaan yg tinggi walaupun tugasnya hanya memasak didapur.Hui Neng memiliki seorg abang seperguruan yg terpelajar bernama Shen Hsiu.Gurunya meminta murid2nya utk menulis sajak dan menyerahkan kpdnya.

Ini sajak Shen Hsiu,abang seperguruan Hui Neng :

BADAN INI SEBAGAI POHON BODHI
PIKIRAN LAKSANA CERMIN BERSTANDAR
RAJIN MENGGOSOK TERUS MENERUS
AGAR BERSIH TIDAK TERKENA KOTORAN.

Ini sajak Patriat ke 6 Hui Neng :

BODHI SEJATI SEBENARNYA BUKAN POHON,
DAN CERMIN JUGA TIDAK BERSTANDAR,
PADA HAKEKATNYA TIDAK ADA SESUATUPUN,
BAGAIMANA MUNGKIN MENIMBULKAN KOTORAN ?

Dari sajak ini terlihat kebijaksanaan yg tinggi dari Hui Neng dan akhirnya Beliau dinobatkan sbg Patriat Zen ke 6.
by Facebook Comment

10 komentar:

  1. Makna dari puisi ini, sebenarnya mencerminkan inti ajaran Buddha yang bila di terjemahkan pada 4 kalimat:
    Jangan berbuat Jahat,
    perbanyaklah kebajikan,
    sucikan hati dan pikiran
    itulah ajaran semua Buddha.

    1 kalimat,
    Sesungguh-sungguhnyam tiada sesuatu apapun yang layak untuk dilekati. karena....

    bila mau diramgkum jadi 1 kata, inti ajaran Buddha adalah:
    Anatta..
    Ketanpa inti dirian.

    BalasHapus
  2. Mengapa konsep inti diri merupakan sumber penderitaan dan ketidak abadian kebahagiaan?
    Seperti pada puisi ShenXiu, keberadaan ke"aku"an, mengakibatkan kita harus senantiasa mengelap cermin....cape..ini disebut latihan pengendalian nafsu, merupakan perjalanan, belum menunjukkan pencapaian akhir.

    Pada puisi Ia yang Tercerahkan, kelihatan, ketika konsep tanpa inti diri terpahami, debu dunia, nafsu otomatis ga akan ada.

    Jadi, intisari Buddha Dhamma, adalah anatta =)
    Sehingga, parameter tingkat pembianaan orang adalah pada pemahaman dan pelaksanaan ketanpa inti diriannya =)
    bukan pada kesaktiannya, bukan pada jabatan, lama menjadi pembina, dll..

    Mereka yang membina sudah tinggi bagai permata, karena ga akan mengungkapkan diri...harus dicari dengan segenap indera..
    karena mereka di depan kita pun, bila tidak berjodoh tidak sadar, mari kita senantiasa belajaaarrr

    haha

    Go, Anatta! =D

    BalasHapus
  3. pada hakekatnya membahas tentang hukum tertinggi alam, yaitu konsep "Wu" (mandarin), kalau di Jepang disebut "Mu", di India disebut "Sunnata"...ini adalah konsep tertinggi filsafat timur..

    kami (Raw DiamondS Foundation) sedang berusaha menulis buku tentang ini, manusia yang memahaminya, mampu memahami intisari keilmuan Timur yang berusia lebih dari 12000 tahun.

    BalasHapus
  4. Pertanyaan dari Sdr. Lim Kas

    Sdr. Leopratama Limas, mengamati kedua puisi diatas, apakah ada yang disebut pencerahan seketika ...?


    Jawab:
    pencerahan seketika

    Hm..........
    puisi di atas tidak mencerminkan "bisa tidaknya" manusia tercerahkan seketika.
    tapi menggambarkan "bagaimana" kondisi tercerahkan yang seharusnya, sekaligus, "hakekat" dasar

    Nah...
    memahami bahwa TERNYATA "hakekat" adalah sama dengan kondsii "tercerahkan"...... ternyata untuk tercerahkan, kita "hanya" perlu kembali pada hakekat.

    artinya, bisa kembali pada hakekat, OTOMATIS tercerahkan, karena tercerahkan bisa terjadi ketika awan tersingkap, bulan yang pada dasarnya memang bersinar akan terlihat cahayanya

    BalasHapus
  5. Pertanyaan lanjutan:
    Tapi, Master HuiNeng tercerahkan otomatis setelah mendengar pembacaan sutra saat ia melintas untuk mencari kayu bakar..

    Jawab:
    tercerahkan seketika bisa.
    Asal, awan yang menutup awan bisa disingkirkan.

    Kamma buruk, adalah awan tebal..

    Sesepuh HuiNeng, tercerahkan seketika, ga bisa dilihat dari kehidupan ini saja, ini sempat menjadi kontroversi mengenai bisa tidaknya tercerahkan seketika.
    Beliau dari kehidupan2 lalu telah membina kebijaksanaan, demiian juga para sotapanna yang mencapai kesucian secara "seketika" setelah mendengar Dhamma Buddha.

    Tetap ada "sejarah"nya, ga bisa tiba2.
    maka dari itu kita mesti berjuang^^

    untuk tercerahkan, 3 langkah..
    1. cabut akar kejahatan
    2. Berbuat baik

    setelah berbuat baik, hati baru tenang...dari hati yang tenang, kebijaksanaan baru bisa tumbuh..naah...pencerahahn HANYA bisa digapai oleh Kebijaksanaan. =)

    Sehingga, kebaikan saja, belum cukup untuk pencerahan.
    namun, tanpa kebaikan, pencerahan adalah ga mungkin =)

    BalasHapus
  6. Pernyataan seorang peserta diskusi
    Hm...menurut saya,
    Bodhi sejati bukanlah pohon maksudnya badan kita bukanlah yang sejati, tetapi yang sejati adalah roh kita


    Tanggapan:
    tanpa niat menyinggung yah...
    Dlu sy ajukan pemahaman seperti yang diajukan sdri. Tao Ni.

    itu benar dan wajar karena dalam proses, namun, ShenXiu lah yang tingkat pembinaannya sampai pada tingkat "yang sejati adalah roh kita"
    Ini menyebabkan, Guru mereka menyadari Shen Xiu belum memahami ketanpa inti dirian, masih ada kemelekatan akan konsep "aku/roh yang abadi", sudah jadi orang baik, tapi belum tercerahkan.

    karena puisi ini adalah untuk menggambarkan "tercerahkan", pada konteks ini, yang benar secara final, hanya Hui Neng, yang memahami Anatta, inti Ajaran.

    BalasHapus
  7. Tanggapan lagi oleh peserta diskusi:
    bro Leopratama Limas...kita bicara secara praktek aja..pernahkah anda melihat roh itu? kebetulan di UC ini banyak orang yg punya pengalaman bathin tentang roh termasuk bisa keluar dari tubuh rohnya....tapi yg kita mau bilang itu roh sejati itu = sifat kebuddhaan kita...roh itu memang ada..kalo kita pernah lihat pasti akan percaya..kalo tidak pernah lihat maka kita akan bilang tidak ada...sama halnya dengan pencerahan...orang yg tercrahkan akan melihat semuanya......


    Jawab:
    Ini coba kita kategorikan dlu yah, soalnya yang mau dibahas sangat halus. Ini saya bahas berdasar pemahaman akan ilmu pikiran / abhidhamma ya.

    1. Roh, itu "ada" seperti fatamorgana. Fatamorgana kelihatan kan? tapi, apakah ia nyata? tidak. Lalu emngapa terasa "ada"? karena kompleksitas pembiasan cahaya.
    Demikian juga, bila mau memahami, Roh, bukan tidak ada secara "terinderakan", melainkan, secara hakekat, ia adalaah semu.

    Jadi, memang bisa terjadi, orang merasa roh keluar dsb, karena ia masih melekati konsep "roh", yang berpindah itu sebenarnya "kesadaran" yang bila tidak ditanggapi, akan "menguap" hilang.


    ‎2. =)
    Untuk mempelajari Buddhisme & Taoisme, harus kita kelompokkan menjadi ajaran umum dan ajaran halus.
    Karena seperti bertentangan padahal tidak, sudut pandang yang dipakai agak berbeda.

    nah, Taoisme pada tingkat ajaran umum, mengajarkan keseimbangan manusia dengan alam agar umur panjang, keseimabngan dengan para dewa.
    Namun pada tingkat halus, Merujuk pada QingJingJing (Sutra kejernihan) Taoisme.
    Konsep inti adalah kembali pada "WU", yaitu, Tanpa aku, bahwa, roh itu "ada" tapi tidak ber-inti, ia tidak abadi, mengganggapnya abadi, adalah alasan kita masih tertumimbal lahirkan.

    BalasHapus
  8. Jadi begini, ada 2 aliran besar di dunia ini:
    1. materialisme: Jiwa itu tidak ada, setelah meninggal habis.
    2. Eternalisme: Ada jiwa yang abadi, yang terus abadi...

    Buddhisme, menyampaikan kebenaran yang emang terjadi di alam yaitu:
    Selama ilusi keakuan dilekati, akan terus terikat pada tumimbal lahir.
    ketika keakuan dipahami sebagai ilusi, nafsu dan segala noda akan kehilangan tempat menempel. Terbebas dari tumimbal lahir lagi =)

    Cara memahaminya gmana?
    Di uraikan salah satunya di Abhidhamma.
    Pendekatan pikiran, misalnya.
    Pikiran, kita kira sebagai arus yang terus menerus mengalir.....sebenarnya bukan.
    Pikiran, hanyalah sambungan dari letupan2 listrik yang hampir 1 milyar per detik, jadi kedapkedip sangat cepat, sehingga kelihatan tersambung, seperti halnya lampu neon.

    BalasHapus
  9. ok, udah agak diluar batas.

    ini bukan konsep mudah.
    Daripada salah paham, kita balik, praktekkan kebenaran dalam keseharian,
    nanti tiba waktunya akan paham koq =)

    Kami ga bahas lagi tentang konsep keakuan.
    bila ada yang mau tahu detil tentang ilusi keakuan, silakan inbox aja yah.

    Salam hangat kawan

    BalasHapus
  10. Tanggapan peserta diskusi:
    semua komennya mantap2. Tp disimpulkan apakah perlu dgn meditasi utk mencapai penerangan atau dgn alami? terutama yg umat Buddhist lbh menekankan meditasi, yg ajaran dao tdk menekankan meditasi.

    jawab:
    oh ya, btw ini bukan komen "saya" yah...hanya berusaha menyampaikan yang diajarin Sang Buddha, salah satu guru terhebat saya dan kawan2 =D
    Kalau ada bagusnya itu dari Beliau, cacat dalam kata2 itu dari sayanya yang masih belajar
    harap maklum
    m( _ _)m

    Meditasi, adalah salah satu "pembantu" kita menuju pencerahan.
    Tapi HANYA meditasi ga bisa.

    Sila => Laku, kebaikan, adlaah pondasi.
    Samadhi => penumbuh kebijaksanaan
    Panna => Ini "alat" mencapai pencerahan.

    3 serangkai ini ga terpisahkan.
    Mereka yang "tercerahkan seketika"pun karena dulu2nya, sudah melatih 3 ini =)

    Taoisme tidak melatih meditasi?
    Justru Taoisme banyak meditasinya.
    untuk kesehatan, tenaga dalam, penyatuuan dengan alam, spiritualitas.

    Ooo...atau Tao yang anda maksud yang aliran Maitreya?
    jujurnya mereka mencampur Taoisme, Konghucu, Buddhisme.
    dan bukan salah satu dari Tri Dharma itu.

    Sy pelajari murni Buddhis, Murni Taoisme, murni KongHuCu.
    Jadi ga boleh dicampur2.
    Campur2 jadi rancu n galau

    BalasHapus