Translate

Selasa, 19 Juni 2012

Tips Penjagaan Usia dan Kesehatan (3)



       Kurangilah daging binatang berkaki empat, berlemak, dan gorengan


Berdasar penerjemahan konsep yang dahulu pernah dipelajari, daging hewan berkaki empat termasuk dalam unsur “panas”. Ternyata, suhu tubuh hewan binatang berkaki empat memang lebih tinggi dari suhu tubuh manusia. Ini menyebabkan, lemak dalam darah mereka yang bersifat cair dalam tubuh mereka, lebih mudah menggumpal dalam tubuh manusia.

Selain itu dalam praktik untuk umur panjang China kuno, juga pernah tercantum bahwa daging binatang berkaki empat terutama sapi, dapat memanaskan perut (usus), menyebabkan kekotoran bila terlalu banyak dikonsumsi. Unsur “panas” dalam pengobatan China, biasas ditanggapi sebagai reaksi tubuh terhadap gangguan (racun). “Panas” yang dimaksud mungkin identik dengan suhu & kondisi asam.

Panas yang terakumulasi dalam jangka panjang pada usus, akan menyebabkan bau mulut, suhu badan tinggi, sembelit. Panas tubuh tinggi ini akan menyebabkan metabolisme tubuh kurang seimbang, mengasarkan kulit dan mempercepat penuaan. Belakangan diketahui bahwa pada suhu yang lebih tinggi, aktivitas sel lebih cepat, akibatnya sel membelah lebih cepat dari seharusnya, telomere (pita umur) sel lebih pendek dan sel mudah mengalami kematian.

Panas yang terakumulasi lama dan kotoran yang menempel di dinding perut (usus) akan menyebabkan perubahan “sifat daging” (mungkin merujuk pada mutasi sel) mudah menyebabkan bengkak, tumor. Tumor ini berkembang secara kondusif pada suhu tinggi dan lingkungan yang relatif asam. Ini menjelaskan tingginya kasus kanker usus pada masyarakat dengan tingkat konsumsi daging binatang kaki empat yang relatif tinggi.

Manusia Indonesia, menurut saya pribadi adalah manusia paling beruntung karena hidup di surga dunia, dimana alam begitu memanjakan kita, dikelilingi beragam tanaman eksotis yang merupakan makanan serta sekaligus berkhasiat obat (药食同源). Sehingga sebenarnya, penjagaan kesehatan seharusnya adalah kewajiban kita sebagai wujud rasa syukur kita pada Sang Pencipta yang telah demikian mengasihi kita, bukan?

Secara umum fluktuasi kondisi cuaca Indonesia dalam setahun tidaklah seekstrem belahan dunia utara dan selatan. Artinya, tantangan alam untuk penjagaan kesehatan kita adalah lebih ringan dari negara-negara lain.

Dasar konsep kesehatan China adalah hukum keseimbangan universal yang digambarkan dalam Yin dan Yang. Kondisi cuaca Indonesia adalah relatif seimbang dengan kecenderungan Yang (positif) karena menerima siraman cahaya matahari yang cukup tinggi. Ini artinya, manusia Indonesia bila konsumsi makanannya seimbang, tidak perlu repot2 menjaga kesehatannya.

Hal ini dapat dipahami dengan mengetahui bahwa kondisi “agak Yang” atau “Yang minor” adalah kondisi terkondusif untuk tumbuh kembangnya manusia. Sehingga, manusia Indonesia bila menjaga makanannya netral, tingkat kesehatannya akan rata-rata baik. Ini adalah salah satu latar belakang, mengapa sebaiknya mengurangi gorengan (apalagi dengan minyak jelantah) dan makanan pedas tajam.

Gorengan dan makanan pedas tajam akan  bersifat memacu unsur Yang kuat dalam tubuh manusia, menjadikannya lebih rentan terhadap penyakit2 yang disebabkan “panas”. Bila mereka yang memahami pentingnya menghindari panas dan dingin berlebih, niscaya akan lebih terlindungi dari penyakit “panas” seperti kanker dan tumor.



by Facebook Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar