Translate

Kamis, 21 Juni 2012

Sharing Diagnosa Kesehatan Lewat Telapak Tangan, seorang Ibu..



       Tahun 2008 saya mulai menerapkan kemampuan diagnosa kesehatan lewat telapak tangan kepada beberapa orang kawan orangtua. Memberikan saran2 penjagaan kesehatan yang mungkin terlihat sederhana namun tidak terpikirkan efeknya bagi kesehatan.

Semua saya lakukan terbatas pada orang2 yang sudah dikenal, hingga pada tahun 2009 mulai memberanikan diri mencoba terbuka pada masyarakat umum, melalui bazar Vegetarian tahunan bulan September 2009 di Mal Matahari Pontianak, saya memberikan layanan diagnosa kesehatan lewat telapak tangan secara gratis di depan stand saya, dan selama 2 hari mendiagnosa lebih dari 200 orang.

Keesokan harinya, tepar… selama 1 hari full, karena ternyata selama mendignosa konsentrasi tinggi terutama saat pergantian orang, sangat menguras tenaga. Setelah itu kapok, ga berani mendiagnosa terlalu banyak orang lagi. Namun, jujur saya merasa melakukan sesuatu yang cukup bernilai dimana saya bertemu orang dari berbagai lapisan:

         Ada beberapa suster yang sudah lama mengabdi di biara ada yang sangat sehat ada yang mudah sakit, padahal faktor  makanan sama, ternyata pemendaman masalah dan luka batin yang mempengaruhi kesehatannya.
        Ada juga anak muda sebaya dari Jakarta yang kondisinya sehat, ternyata juga belajar taichi dan sangat memerhatikan makanan.
       Teringat percakapan dengan seorang remaja putri muda yang ternyata sudah menjadi ibu. Selain kondisi kesehatan, saya mencoba menyemangati dan lebih memperkuat kemampuan pengontrolan emosinya, karena stres dan rasa benci berlebih mempengaruhi kondisi lambung dan ginjalnya. Setelah pendekatan psikologis saya memberikan beberapa saran yang kemudian ia terima dengan sangat berterimakasih.


Saya: “Kondisi keseluruhan agak lemah yah, bu? Kekurangan vitamin dan mineral”
Ibu: “iya, mudah sakit”

Saya: “jarang makan sayur dan buah segar yah, kondisi paru2 agak lemah, sering terpapar asap rokok atau polusi udara?”
Ibu: “Iya, saya ga suka sayur hahaha.. Tidak ”

Saya: “Wah, mesti belajar makan sayuran nih, haha. Sering keluar malam2, tanpa pakai jaket?”
Ibu: ”iya, benar”

Saya: “Kondisi liver agak “panas”, mudah panas dalam? ginjal lemah, pinggang sering pegal? Persendian kaki terkadang mulai ngilu, dan telapak kaki dingin?”
Ibu: “Persendian belum ngilu, yang lain iya”

Saya: “Siklus bulanan kurang lancar, pemendaman masalah, pencernaan agak bermasalah asam lambung tinggi, migrain?”
Ibu: “ya, itu karena apa yah?”

Saya: “Ibu suka minum air es? Minuman kaleng?”
Ibu: “saya tidak minum air es, tapi setiap hari kalau panas2 suka minum air yang disimpan dalam kulkas, sering minum isotonik bila capek sepulang kerja”

Saya: “Oo…sami mawon. Hoho. Hm…Air yang dingin semakin mendinginkan wanita dan memanaskan pria. Artinya, merusak kesehatan karena mengganggu keseimbangan energi dalam tubuh. Hm…hanya masukan yah Bu, bila ingin sehatkan kondisi rahim, boleh kurangi secara bertahap konsumsi air dingin^^ bila ingin sehatkan kndisi ginjal, minuman kaleng boleh di kurangi juga, isotonik sebaiknya hanya minum ketika mengeluarkan keringat berlebih, itu berguna untuk mempercepat pemulihan, bila capek secara mental, cukup air putih saja, tidak berefek samping”
        “kemudian, ada sedikit ketidakseimbangan pada jantung, (ya, kadang berdebar-debar tapi hanya sesaat), ini dapat karena kurang olahraga, pemendaman kemarahan/kebencian, bergadang terlalu larut, dan minum air dingin saat tengah hari yang panas”
Ibu: Jadi saya harus olahraga? Aerobik? Kemarahan sih satu hal lain siih.

Saya: “olahraganya jangan langsung olahraga berat bu, lebih baik latih daya tahan daripada olahraga yang terlalu berat tapi hanya sesaat. Berjalan kaki, senam2 ringan namun jangka waktunya agak lama atau sebentar2 tapi rutin. Bila langsung forsir diri olahraga berat takutnya berpengaruh pada organ2 tubuh yang sekarang dalam kondisi agak kekurangan gizi (hehe…) sehingga nanti pemulihannya agak lama dan malah bisa jadi “trauma” olahraga”
        “hm..saya melihat kondisi tekanan mental anda cukup berat, boleh belajar mengorganisir perasaan yah, pahamilah bahwa apapun yang terjadi, kesehatan sangat penting, karena kalau kita sakit kondisi akan semakin memburuk, bukan?^^”
Ibu: “Jadi maksudnya saya ga boleh marah n benci pada orang yang melukai saya?”


Saya: “Ngga bu, kita masih manusia to? Hoho Boleh marah, boleh benci itu sangat wajar. Nah, yang perlu kita lakukan agar kemarahan dan keberncian itu tidak menganggu kesehatan kita adalah, dengan tidak mengizinkan mereka masuk ke hati, sebatas marah dan benci di kulit muka”

Ibu: “maksoed loe..?”

Saya; “ya^^ itu seni panjang umur masyarakat China kuno. Marah dan benci cukup sedalam kulit wajah,karena kalau masuk ke hati akan jadi racun, penyakit yang sulit disembuhkan. Bila kita marah dan benci sampai ke hati, yang pertama dan pasti rugi adalah diri sendiri dlu, bukan?^^
        nah, contoh marah sekulit muka adalah, saya ingat guru SD saya dulu, ketika memarahi anak2 yang nakal dan berisik, dia marah semengerikan mungkin karena anak2 memang sudah keterlaluan, saya duduk mengamati dengan manis di pojok kelas (*innocent hahaa..) nah, setelah keluar kelas, saya mengikuti beliau dan melihat dengan senyum yang sangat ramah ia menyapa kawan2 guru lainnya.. disaat itu saya memahami konsep dasar marah sekulit muka.”
        
        “Saya coba sederhanakan poinnya yah, 1. Apakah ketika memarahi murid2 SD, beliau pura2? Tidak  bukan? Beliau serius marah. Namun, karena ia memahami bahwa tidak ada gunanya marah itu disimpan di dalam hati, hanya di kulit wajah kapada pihak yang pantas menerima amarah saja, tidak perlu dibawa ke mana-mana ^^, begitu”


Ibu: “Tapi, kalau masalah dengan orang rumah, pasti mengganggu pikiran dong, ujung2 saya pendam agar ga melukai siapa2”
Saya: “Hm, yah..bolehkah ibu berfokus pada poin perkataan anda tadi tentang “Anda memendam amarah agar tidak melukai siapa2..” itu adalah sesuatu yang mulia, sadarkah anda?
       Bahwa anda sebenarnya punya hati yang baik, memendam amarah agar tidak melukai siapa2, agar kelihatan selalu bergembira. Nah, ini sesuatu yang dapat mengobati masalah anda karena kasih adalah obat yang sempurna.”

Ibu: “(matanya berkaca2, saya kaget) astaga..saya bahkan tidak menganggap diri baik..tapi bagaimana maksudmu kasih adalah obat?”
Saya: “(senyum), kini, pahami dan rasakanlah bahwa noda-noda kebencian dan awan gelap kemarahanmu itu sebenarnya dibungkus cahaya kasih yang lembut, yang bertujuan mencegahnya melukai orang lain.      Artinya, kini anda sudah boleh lebih yakin bahwa anda pada dasarnya baik, ikuti panduan kebaikan sesuai agama anda, belajar menyerahkan “sampah” yang sudah anda bungkus dengan baik kepada Yang Kuasa, anda sudah melakukan tugas dengan cukup baik^^”

“Tidak membuang sampah sembarangan, membungkusnya dengan indah, kini tinggal diserahkan kepada pembuangan akhir..Sang Pencipta^^. Sip? Selalu bersemangat bu, sadari senantiasa anda orang yang baik koq, setiap ada kesalahan intropeksi dengan sungguh2, ketika orang lain melukai anda, cegah diri terluka dengan tingkatkan proteksi diri, bukan dengna menyalahkan kejahatan mereka semata, dengan demikian, semoga anda senantiasa berdamai dengan diri sendiri dan senantiasa berbahagia, Salam untuk keluarga^^”

Ibu: “terimakasih banyak ya, terimakasih.”


Walau belum tentu hidupnya menjadi lebih baik, namun saya merasa senang bisa membantu seseorang meyakini sisi baik dari dirinya^^d, semoga ibu itu benar2 sudah dapat menjaga ketenangan dan kebahagiaan hati dalam berbagai cobaan hidup, semoga.
by Facebook Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar